Klaim Pemerintah Ekonomi Indonesia Baik-baik Saja Tidak Valid, Berikut 10 Mata Uang Terlemah Di Dinia, Indonesia Termasuk.
Nilai tukar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti inflasi, kebijakan ekonomi, ketidakstabilan politik, dan ketergantungan pada ekspor atau impor. Pada tahun ini, ada beberapa mata uang di dunia yang memiliki nilai tukar yang sangat lemah terhadap dolar AS. Berikut adalah 10 mata uang terlemah di dunia yang bisa Anda ketahui lebih lanjut:
- Rial Iran (IRR)
Rial Iran adalah salah satu mata uang dengan nilai terendah di dunia, terutama karena ketegangan geopolitik yang panjang dan sanksi ekonomi internasional terhadap negara tersebut. Inflasi yang tinggi dan ketidakstabilan ekonomi memperburuk keadaan nilai tukarnya. Pemerintah Iran pernah mengusulkan redenominasi untuk memperbaiki citra dan daya beli mata uang ini.
- Dong Vietnam (VND)
Dong Vietnam juga masuk dalam daftar mata uang terlemah di dunia. Meski perekonomian Vietnam terus tumbuh, Dong memiliki nilai tukar yang rendah terhadap dolar AS. Negara ini menjaga nilai tukarnya agar tetap rendah untuk mempertahankan daya saing ekspornya di pasar global.
- Rupiah Indonesia (IDR)
Rupiah Indonesia cukup dikenal dengan nilainya yang rendah terhadap dolar AS, meski negara ini memiliki ekonomi yang terus berkembang. Rupiah dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketergantungan pada komoditas ekspor dan kebijakan moneter dalam negeri.
- Leone Sierra Leone (SLL)
Leone Sierra Leone adalah salah satu mata uang yang sangat lemah karena ketidakstabilan politik dan ekonomi yang dialami negara ini selama bertahun-tahun. Inflasi yang tinggi, pengangguran, serta krisis kesehatan dan kemiskinan yang berkepanjangan, juga mempengaruhi nilai tukar Leone.
- Kip Laos (LAK)
Laos adalah negara berkembang dengan mata uang yang memiliki nilai tukar yang rendah. Kip Laos terpengaruh oleh keterbatasan infrastruktur ekonomi dan ketergantungan pada negara tetangga, terutama Thailand dan China. Faktor-faktor ini memengaruhi daya beli kip di pasar internasional.
- Guarani Paraguay (PYG)
Guarani Paraguay juga merupakan mata uang yang memiliki nilai tukar rendah terhadap dolar AS. Meski Paraguay adalah salah satu penghasil pertanian utama di Amerika Selatan, kondisi ekonomi dan inflasi berdampak pada nilai Guarani.
- Franc Guinea (GNF)
Guinea memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama bauksit dan bijih besi. Namun, ketidakstabilan politik dan masalah korupsi yang tinggi membuat Franc Guinea tetap menjadi salah satu mata uang terlemah di dunia.
- Shilling Uganda (UGX)
Shilling Uganda dipengaruhi oleh inflasi, ketergantungan pada impor, dan ketidakstabilan politik di kawasan Afrika Timur. Meski ekonomi Uganda bertumbuh, nilai tukar Shilling tetap rendah terhadap mata uang utama dunia.
- Rubel Belarusia (BYN)
Rubel Belarusia melemah karena krisis ekonomi dalam negeri, termasuk inflasi dan hubungan ekonomi yang erat dengan Rusia. Selain itu, sanksi ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara Barat juga berdampak pada nilai tukar rubel.
- Som Uzbekistan (UZS)
Uzbekistan telah melalui beberapa kali reformasi ekonomi, namun mata uangnya, Som, tetap lemah. Faktor utama penyebab lemahnya Som Uzbekistan adalah inflasi tinggi, kebijakan moneter yang tidak stabil, dan ketergantungan ekonomi pada ekspor produk primer seperti kapas.
Penutup
Mata uang-mata uang ini mencerminkan berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi negara-negara asalnya. Meskipun demikian, beberapa negara tengah berusaha memperbaiki perekonomiannya melalui berbagai kebijakan ekonomi dan reformasi moneter. Menjaga stabilitas ekonomi serta meningkatkan daya saing internasional menjadi kunci untuk memperkuat nilai mata uang mereka di masa depan.
Perubahan nilai mata uang ini juga perlu diperhatikan oleh para pelaku bisnis internasional, investor, dan wisatawan, karena bisa memengaruhi perdagangan serta daya beli mereka di negara-negara tersebut.
